Judul Buku
: Penjaja Cerita Cinta
Penulis
: @edi_akhiles
Penerbit
: Divapress
Cetakan
: Pertama
Tebal
Buku : 192 hlm
Tanggal Terbit
: Desember, 2013
ISBN
: 978-602-255-397-7
Blurb:
"Aku bisa
memberikanmu cinta yang berpijar dari hati...," ucapnya suatu sore
menjelang senja di sebuah kafe murahan. Kami hanya memesan es teh manis, plus
dua potong pisang goreng. "Kuharap kamu mau mengerti betapa ketulusan hati
jauh lebih berharga dari kemilau berlian...."
***
Rumah yang
kucari ini lebih tepat disebut kastil. Tak ada rumah lain di
sekitarnya. Ya, hanya sendiri berdiri dalam sepi. Debu-debu kering bisa
beterbangan demikian berantakkannya meski hanya secuil angin yang melenguihnya.
Pagarnya berdiri begitu congkak seolah berkata pada dunia, "Ada kehidupan
paling rahasia di dalamnya, jangan ganggu ia atau kematian akan menyambarmu
segera!"
***
Kadang yang
lain, ia menggumam, "Aku percaya waktu adalah kesemuan. Tak patut
bagi kita untuk menjadikan waktu sebagai ukuran sesungguhnya..."
***
Jika ada
cerita yang mewartakan rindu yang sangat menyayat hati pemiliknya, pastilah
rindu yang dirasakan itu belumlah sepekat rindu yang bersemayam di hati Senja.
JJJ
Penjaja Cerita Cinta, buku teranyar yang
berhasil ditulis oleh @edi_akhiles. Bernama asli Edi Mulyono, yang juga pernah
menggunakan nama pena Edi AH Iyubenu ini, pernah dimasukkan dalam Angkatan Sastra 2000 Oleh Korrie Layun Rampan dan Penggiat Sastra 2013 di Yogyakarta oleh
balai Balai Bahasa Yogyakarta.
Penjaja Cerita Cinta disajikan berbeda
dari buku-bukunya sebelumnya, juga berbeda dari buku kumpulan cerpen yang beredar
di pasaran. Buku ini menyajikan beragam kisah berbeda yang menginspirasi,
ditulis dengan teknik bercerita yang berbeda-beda pula. Maka dari itu,pembaca
tidak hanya menikmati aliran cerita yang menghanyutkan serta mendapatkan nilai
inspiratifnya saja, tapi sekaligus bisa dijadikan pelajaran / contoh mengenai
teknik menulisnya.
15 cerita
pendek disajikan dalam buku bersampul didominasi warna cokelat ini, dilengkapi
juga tips menulis, yaitu dengan judul Hindari
“Dosa-Dosa Preett” ini Dalam Menulis. Membahas tentang sesuatu yang harus
dihindari oleh seorang penulis. Ini menjadikan buku ini alasan mengapa harus
dibaca oleh orang yang mempunyai hobi menulis, atau sedang belajar menulis, atau bahkan pelunis..
Penjaja
Cerita Cinta adalah judul cerpen pertama, yang pula menjadi judul buku
ini. Cerpen yang lumayan panjang terbagi dalam empat episode cerita, yaitu
seperti tertera dalam tagline-nya Kesetiaan, Rindu, Perpisahan, dan Kenangan, yang dialami Senja, yang menjadi tokoh sentral dalam cerpen ini.
Ditulis dengan teknik yang unik, diksi yang keren, dan cerita yang
menghanyutkan. Mungkin lemahnya karena cerita yang terlalu panjang panjang
untuk ukuran cerpen pada umunya, meski masih bisa disebut itu cerpen.
Setelah mellow
dengan cerpen Penjaja Cerita Cinta,
pembaca diajak ngakak dan mengernyitkan dahi, membaca cerpen nyetrik berjudul Love Is Ketek!. Dari judul saja sudah
membuat penasaran. Unik. Dengan menggunakan bahasa tak baku (bahasa gaul),
bahkan 4Lay (:D Lol) cerpen ini dibangun. Meskipun begitu maksud tersiratnya tetap dapat
tertangkap. Jleb! Saya pribadi suka dengan cerpen nyentrik ini.
Cinta
yang Tak Berkata-kata adalah cerpen selanjutnya. Bahasanya mengalir dan
menghanyutkan, dan pada akhirnya pembaca dapat mengambil makna dari kisah cinta sang pujangga.
Surga, semua
ingin masuk surga. Tapi tenang, karena Dijual Murah Surga Seisinya. Adalah cerpen selanjutnya. Ini seperti curhatan penulis, namun jangan khawatir kalau
tebakanmu bakal membosankan karena hanya membaca curhatan orang, karena pembaca
akan mendapatkan tamparan di endingnya. Cerpen ini mempunyai nafas yang senada
dengan Tamparan Tuhan, Aku Bukan Batu, dan Cerita
Sebuah Kemaluan.
Nafas yang
senada itu karena dari cerpen ini mampu menarik pembaca untuk mengintropeksi
diri. Renungan yang menimbulkan pendapat dari penulis ,dan dituangkan dalam
sebuah cerita yang inspiratif. Tamparan
Tuhan, benar-benar jleb. Dekat dengan realita yang ada. Juga terjadi pada Aku Bukan Batu.
Cerita Sebuah Kemaluan, lebih santai.
Namun sarat akan makna. Baca sampai selesai agar tidak salah dalam mengambil
kesimpulan. Mungkin yang kurang suka bahasan yang agak jorok menilai ini tak
bagus, tapi percayalah baca sampai selesai.
Menggambar
Tubuh Mama. Cukup menarik di awal yang menyentak dan memaksa pembaca
menekuri kisah selanjutnya sampai habis. Adegan berdarah-darah di awal, membuat cerpen
ini menonjol dari cerpen lainnya. Namun sayang, cerita terkesan tidak selesai.
Tidak ada titik terang yang didapat penulis. Sama seperti cerpen Munyuk!.
Endingnya biasa saja, tanpa memberi sesuatu kelegaan bagi pembaca.
Secangkir
Kopi Untuk Tuhan. Cukup unik dan membuat penasar judul ini. Tentang
curhatan penulis tentang kepergian Simonceli saat ngebut di Sepang. Betapa
berdukanya penulis dan dunia saat itu. Emosi yang kuat berhasil dibangun
penulis dalam cerpen ini. Namun agak berlebihan kesedihan yang dialami si
tokoh. Apalagi dia seorang pria dewasa, dan yang ditinggalkan hanya seorang
idola, bukan keluarga. Mungkin jika karakternya lebih ‘laki’ akan menarik. Tidak terkesan lebay. :D
Tak
Tunggu Balimu. Cerpen satu-satunya yang menggunakan judul Bahasa Jawa,
yang juga menjadi judul salah satu lagu dangdut koplo. Diceritakan dengan unik,
namun sarat akan pelajaran yang berharga. Salut. Memperluas cakrawala pembaca.
Cinta
Cantik. Seperti judulnya, ceritanya sudah pasti cinta-cintaan. Sama
seperti Tak Tunggu Balimu, ini
memperluas cakrawala pengetahuan pembaca, dengan dialog-dialog yang membahas
tentang pengertian/ilmu.
Abah,
I Love You dan Lengking Hati Seorang Ibu yang Ditinggal
Mati Anaknya membuat pembaca terenyuh. Abah, I Love You, curhatan penulis dalam melukiskan sikap seorang
abah di masa lalu. Yang dianggap ‘kejam’. Dibalik itu ada maksud untuk kebaikan
si anak di masa mendatang. Ya, itu nyata adanya. Orangtua pasti menginginkan
yang terbaik bagi anaknya.
Senada dengan
di atas, Lengking Hati Seorang Ibu yang
Ditinggal Mati Anaknya, sungguh menyayat hati. Menguras air mata. Bukannya
cengeng atau apa. Siapa pun jika cerita yang menyangkut tentang orangtua, pasti
akan mudah terbaca emosinya. Tema seperti ini memang sangat dekat dengan kita.
Curhatan yang inspiratif. Namun judulnya terlalu panjang, meskipun tidak ada
yang melarang pakai judul sepanjang itu. (Hanya pendapat saya)
Six,
Six, And God sebagai pungkasan cerita di buku ini menyajikan teknik
yang berbeda. Satu cerpen full tanpa
narasi. Keseluruhannya adalah dialog dua orang. Meskipun begitu tidak membuat
pembaca kebingungan. Pembaca tetap bisa mengambil hikmahnya, dan tidak
ngebosenin karena terus membuat penasaran dari dialog pertama. Good. Ini salah satu favorit saya.
Tekniknya menonjol sekali, berbeda dengan yang lainnya.
Oh iya, layout buku ini menarik. Tapi background gambar di setiap awal judul
masih terlihat agak jelas, sehingga cukup mengganggu. Dalam cetakan berikutnya
mungkin bisa diperbaiki dengan mempertimbangkan kenyamanan pembaca, dalam
membaca buku tersebut.
0 komentar