Artikel
Feature
Kudus Membangun
Opini
Membangun Kembali Identitas Kudus
Sejatinya setiap individu mempunyai identitas yang dapat
membedakannya dengan individu lainnya. Kehilangan identitas berarti kehilangan
diri. Dapat kita analogikan bahwa individu adalah sebuah kota atau kabupaten,
dimana yang seharunya pun mempunyai identitas sendiri, sehingga dapat
membedakan dengan kota/kabupaten lain. Jika identitas itu hilang, bukankah kota
tersebut akan hilang pula, karena sudah tak mempunyai ciri khas yang dapat
membedakan dengan kota lainnya.
Kevin Lynch dalam bukunya The Image of The City (1960)
mendefinisikan identitas kota bukan dalam arti keserupaan suatu objek dengan
yang lain, tetapi justru mengacu kepada makna individualitas yang mencerminkan
perbedaannya dengan objek lain serta pengenalannya sebagai entitas tersendiri.
Kudus adalah kabupaten terkecil di provinsi Jawa Tengah. Disebut sebagai kota industri, karena kota yang luasnya 42.516 Ha banyak berdiri perusahaan-perusahaan kecil maupun besar. Oleh karena itu, Kudus pun cepat mengalami pembangunan sebagai dampak dari kemajuan dan modernisasi.
Menurut Abdul Syam, Modernisasi adalah suatu proses
transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat dalam
berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Modernisasi lewat pembangunan dan
lain-lain dapat dijadikan patokan suatu kemajuan kota itu sendiri.
Pembangunan sebagai upaya modernisasi perlu dilakukan untuk
kesejahteraan masyarakat ke depannya. Seperti yang tertuang dalam PP 8 Tahun
2008 mendefinisikan pembangunan daerah adalah
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan
kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya
saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia.
Dapat dilihat betapa pentingnya pembangunan di era sekarang.
Bukan hanya pembangungan gedung-gedung modern sebagai sarana perdagangan dan
lain-lain seperti : pembangunan Kudus Extention Mall di kawasan Tugu Identitas Kudus,
revitalisasi taman, dan yang teranyar adalah pembangunan Gerbang Kudus Kota Kretek
yang begitu ‘wah’ gaungnya.
Gerbang Kudus Kota Kretek ketika malam - dokumen pribadi |
Perlu diingat bahwa pembangunan dalam rangka modernisasi
hendaknya tidak merusak atau menghilangkan identitas Kabupaten Kudus dimana
yang telah kita ketahui Kudus mempunyai semboyan “Kudus Semarak” yang berarti Sehat,
Elok, Maju, Aman, Rapi, Asri, dan Konstitusional sebagai slogan
pemeliharaan keindahan kota. Selain itu Kudus juga memiliki beberapa julukan
antara lain:
- Kota Santri, yang karena banyak santri di Kudus serta Kudus yang menjadi perkembangan agama Islampada abad pertengahan dengan landmark Masjid Menara.
- Kota Kterek, yang karena Kudus banyak terdapat pabrik rokok.
- Kota Jambu Bol, yang karena Kudus terkenal dengan hasil pertanian jambunya terutama Jambu bol, bahkan jambu bol menjadi flora identitas resmi Kabupaten Kudus.
- Taste of Java, yang dikemukakan oleh Bupati HM Tamzil pada waktu itu mengambil slogan pariwisata Kudus, The Taste of Java (Rasanya Jawa) sebagai upaya pencitraan Kota Kudus sebagai pusat oleh-oleh Jawa.
- Jarusalem van Java, dimana Masjid Menara Kudus terdapat batu dari daerah Yerusalem (Palestina) yang batu tersebut dibawa oleh Sunan Kudus, oleh karena itu masjid yang dibangun Sunan Kudus diberi nama Masjid Al-Aqsa seperti Masjid yang berada di Yerusalem.
Karena sudah terbentuknya identitas melaui julukan dan slogan tersebut di
atas, hendaknya dapat terus dipertahankan, bahkan dikuatkan agar tidak tergerus
oleh arus modernisasi yang semakin cepat.
Selain itu yang menjadi identitas lain dan semakin digalakkan menjadi semangat juang masyarakat Kudus adalah filosofi yang dihidupi Sunan Kudus, Gusjigang. Gus berarti bagus, ji berarti mengaji, dan gang berarti berdagang. Melalui filosofi itu, Sunan Kudus menuntun masyarakat
menjadi orang berkepribadian bagus, tekun mengaji, dan mau berdagang.
Dengan itulah, masyarakat Kudus terkenal pandai berdang dan membaca peluang,
serta tak ketinggalan rajin mengaji. Gusjigang juga sering disebut dan
digalakkan oleh Bupati Kudus, H. Mustofa dalam beberapa pidatonya.
Upaya mempertahankan identitas Kudus salah satunya adalah lewat Museum
Kretek. Museum Kretek dijadikan sebagai media untuk mengenang Kudus sebagai
kota pertama di temukannya rokok kretek. Museum Kretek ini didirikan di
atas tanah desa seluas 4,5 Ha, di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati Kudus.
Museum Kretek beroperasi sejak tahun 1986. Museum Kretek sudah mengalami beberapa
renovasi dan pembangunan sarana penunjang seperti tempat bermain anak,
waterboom dan mini movie teater. Namun tidak cukup di situ saja, perawatan dan
promosi justru sangat penting adanya agar semakin banyak pengunjung Museum
Kretek, bahkan menjadi tujuan wisata andalan Kudus.
Pengunjung Museum Kretek Sedang melihat Bungkus Roko dari Masa ke Masa - Dokumen Pribadi |
Tugu Identitas juga menjadi bangunan vital yang harus dipertahankan.Tugu
ini dibangun mulai tanggal 25 Mei 1986 dan peresmiannya dilakukan oleh Gubernur
Jawa Tengah, H. Ismail, pada tanggal 28 September 1987. Bentuknya
unik, menyerupai bangunan Menara Kudus.
Di dalam Tugu Identitas terdapat museum Kabupaten Kudus yang menyimpan sejarah
penting Kudus.
Selain itu yang tidak kalah pentingnya sebagai identitas Kudus adalah
Menara Kudus yang dibangun oleh Sunan Kudus atau yang bernama asli Syeh Jafar Sodiq
pada 1549 Masehi atau tahun 956 Hijriah. Menara Kudus ini sangat terkenal bahkan menjadi
Lambang Daerah Kabupaten Kudus. Menara Kudus juga pernah tercetak dalam uang
pecahan Rp 5000 pada tahun 1986.
![]() |
Uang Pecahan Rp 5000 bergambar Menara Kudus - sumber : www.olx.com |
Pembangunan Kudus kedepannya dapat memegang identitas
Kudus, sehingga pembangunannya pun dapat mempertegas identitas Kudus, agar
Kudus memiliki ciri khas yang mudah diingat sehingga akan dikenal dan dikenang
oleh banyak orang. Selain itu, perlu juga melakukan membangun kembali identitas Kudus, agar Kudus yang asli tidak hilang, tidak tergerus modernisasi, dan tetap punya ciri khas yang membedakan dengan kota/kabupaten lainnya.
Berfoto di depan Menara Kudus yang sedang direnovasi kala itu - Dokumen Pribadi |
Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kudus
https://kuduskab.go.id
https://andryanwikra.wordpress.com/tag/identitas-kota
3 komentar
Tulisan yg bagus. Sayangnya gusjigang hanya slogan. Saat ini pembangunan di kudus sangat jauh tertinggal dengan daerah lain. Dengan rtrw yang sekarang, jangan kaget kalau tiba-tiba baru sadar bahwa kudus sudah sangat jauh tertinggal.
ReplyDeleteTulisan yg bagus. Sayangnya gusjigang hanya slogan. Saat ini pembangunan di kudus sangat jauh tertinggal dengan daerah lain. Dengan rtrw yang sekarang, jangan kaget kalau tiba-tiba baru sadar bahwa kudus sudah sangat jauh tertinggal.
ReplyDeleteMungkin bisa jadi koreksi kedepannya biar Gusjigang yang digembar-gemborkan sekarang bukan slogan sematan, tapi semangat untuk tumbuh maju :)
DeleteTerima kasih sudah mampir