![]() |
#KampusFiksiEmas2015 |
Hampir tak percaya sebetulnya saat melihat pengumuman nomine
cerpen pilihan terbaik #KampusFiksiEmas di blog kampusfiksi.com tertera nama
dan judul cerpen saya. Ah, apakah saya mimpi? Bukan ini nyata, dan saya
terlonjak kegirangan.
“Aku akan ke Yogya!” teriak saya waktu ini.
Yah, itu adalah alasan saya ke Yogyakarta; untuk menghadiri
Hajatan Ulang Tahun ke 2 #KampusFiksi dan launching buku antologi Cerpen
Pilihan #KampusFiksiEmas yang berjudul: Senja yang Mendadak Bisu yang sekaligus menjadi pemenang pada event tersebut. Dalam buku
tersebut ada cerpen saya berjudul: Penerus Klithik. Cerpen lokalitas ber-setting di Kudus Jawa Tengah.
Ulang tahun ke 2 #KampusFiksi dan Launching Buku
dilaksanakan pada tanggal 26 April 2015 di Resto De Nany Yogyakarta. Saya tiba
di Yogya pada 25 April 2015, dan menginap di asrama #KampusFiksi di dekat
kantor DIVA Press.
Acara tersebut diawali dengan pengumuman cerpen terpilih
yang sebelumnya sudah diumumkan di website #KampusFiksi da diteruskan
pengumuman pemenang. Selanjutnya adalah penyerahan penghargaan dan hadiah
kepada pemenang dan para nomine cerpen pilihan terbaik. Perayaan Ulang Tahun
#KampusFiksi ke 2 ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Bapak Edi Akhiles dan
penyerahan potongan tersebut kepada wakil peserta/alumni #KampusFiksi.
![]() |
Tumpeng Ulang Tahun ke 2 #KampusFiksi |
![]() |
Penyerahan Potongan Tumpeng kepada Perwakilan Peserta Cewek (Lugina W.G) |
![]() |
Penyerahan Tumpeng kepada Perwakilan Peserta Cowok (Reyhan M Abdurrohman) |
Acara selanjutnya
diisi oleh Bapak Edi Akhiles, selaku Rektor #KampusFiksi dan juga CEO DIVAPress Group, yang membahas soal serba-serbi penerbitan buku.
Pak Edi menjelaskan panjang lebar soal serba-serbi
penerbitan buku dan menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang masuk hingga berakhir
pada jam makan siang. Istirahat sebentar, dan dilanjutkan pemateri selanjutnya
yakni Bapak Joni Ariadinata yang menyampaikan materinya dengan cara ekspresif yang luar biasa. Beliau
tak hentinya membuat peserta yang hadir ngakak tak keruan. Pada akhirnya beliau
membuat cerpen secara langsung dan lisan dan membuat peserta bertepuk tangan.
Bapak Raudal Tanjung Banua adalah pemateri selanjutnya yang menjelaskan soal
Amsal Menulis sebagai Orang Naik Sepeda atau Petani atau Nelayan. Meskipun rasa kantuk dan capek mendera, peserta tetap antusias menyampaikan pertanyaan kepada beliau.
![]() |
Setengah jam sebelum magrib acara selesai. Kesempatan
terakhir ini tak dilewatkan peserta untuk foto-foto dengan peserta lain,
pembicara dan penulis-penulis yang kebetulan waktu itu hadir. Peserta acara
tersebut memang banyak, ada 200 seat yang disediakan. Asal mereka juga beragam
dari seluruh wilayah di Indonesia dan dari berbagai kalangan umum. Kesempatan
ini mempertemukan banyak nama yang selama ini hanya dikenal di media sosial,
juga mempererat tali pertemanan dan persaudaraan.
***
Sungguh kehormatan bagi saya, menerima potongan tumpeng dari Pak Edi Akhiles. Sungguh saya tak percaya dan tak menduga. Apalagi waktu itu, Pak Edi memanggil nama asli saya dan asal saya yang keliru. Waktu itu disebut asal Semarang, aslinya asal Kudus. Lantas aku tak langsung berdiri dan kedepan sebelumnya karena takut kalau bukan aku, karena memang aku tak percaya dan tak menduga. Lagipula waktu ini, aku memang memakai nama pena untuk kenalan dengan peserta lain. Sungguh buka maksud pura-pura tak mendengar atau sombong karena tak kunjung ke depan, karena saya malu dan masih tak percaya. Syukurlah orang yang dimaksud memang saya.
![]() |
Eva Sri Rahayu dan Reyhan M Abdurrohman |
![]() |
Nomine dan Pemenang Cerpen Pilihan #KampusFiksiEmas2015 |
![]() |
Foto Bersama Peserta |
![]() |
Foto Bersama Admin KOBIMO (KELAS ONLINE BIMBINGAN MENULIS NOVEL) |
![]() |
Penyerahan penghargaan kepada pemenang |
Photo by. Redy Kuswanto
0 komentar