![]() |
http://klik-sevenstories.blogspot.com/2013/09/giveaway-bara-aksadewa.html |
Judul Buku : Bara Aksadewa (Sang Terhukum di Negeri Kinnara)
Pengarang : Mahfudz Asa
Penerbit : de TEENS
Cetakan Pertama : September 2013
Jumlah Halaman : 188 halaman
ISBN :
978-602-255-303-8
Banyak kisah fantasi
yang berkembang sekarang. Yang terkenal di seluruh dunia adalah kisah Harry
Potter. Belakangan ini kisah Vampire tampan Edward dalam Twilight
karya Stephenie Meyer. Penulis Indonesia pun tak mau kalah merangkai cerita fantasi,
mulai dari berlatar luar negeri, sampai lokal. Salah satunya adalah Bara
Aksadewa karya Mahfudz Asa.
Lewat sebuah relief
pohon Kalpataru di Candi Pawon, Mahfudz Asa berhasil merangkai kisah fantasi
bernafas lokal, dalam cerita pewayangan. Bara Aksadewa begitu kental dengan
tokoh-tokoh pewayangan seperti Asura, Kinnara, Apsara dan lain-lain. Setting
ceritanya pun diambil di sebuah negeri yang tak pernah terpikirkan, Negeri
Kinnara.
Pembaca diajak
menjelajah negeri milik para makhluk setengah burung, setengah manusia.
Menyimak perjalanan seorang remaja laki-laki bernama Bara Aksadewa di negeri
Kinnara, yang ingin menyelamatkan ibunya.
Berawal dari
menghilangnya sang ibu yang tanpa jejak. Hilang begitu saja, penuh misteri yang
membingungkan. Sampai kehadiran Hamdri, seorang Asura—bangsa rasaksa dalam
cerita pewayangan—dalam mimpi Bara agar menemuinya di Candi Pawon.
Seperti enam malam
sebelumnya, aku kembali ke dalam mimpi anehku. Seperti biasa, tanpa penjelasan
memuaskan, aku telah berada di pelataran sebuah candi yang terletak di
tengah-tengah perkampungan penduduk. Secara ajaib, muncul seorang pria bertubuh
besar yang memperkenalkan dirinnya dengan nama Hamdri. (halaman 10).
Bara terpaksa masuk ke Negeri
Kinnara dan mengambil buah Kalpataru untuk menyelamatkan ibunya yang menjadi
tawanan bangsa Asura. Sebuah syarat yang sulit baginya, karena ia tak tahu di
mana pohon keramat itu. Satu-satunya gerbang memasuki negeri tersebut berada di
Candi Pawon.
Bangunan batu itu
adalah gerbang lintas batas yang menghubungkan duniamu dengan dunia Kinnara....
(halaman 26)
Setelah masuk ke negeri
Kinnara, langkahnya tak mudah. Bara harus diadili dan ditahan, karena dituduh
sebagai mata-mata. Wajar saja, dia manusia, berada di Negeri Kinnara. Fisiknya
saja berbeda. Kinnara berfisik bagian badan hingga kepala seperti manusia,
sisanya seperti burung. Kaki jenjang berbulu dan bercakar.
... Aku digelandang
oleh dua Kinnara, kemudan dihadapkan pada raja mereka. Kini, aku telah disidang
atas tuduhan yang tak kupahami.... (halaman 34)
Ternyata tengah ada
konflik antara bangsa Asura dan Kinnara, dan Bara terjebak di antaranya
sekarang.
“Ya, akhir-akhir ini,
kondisi negeri ini gak sedikit... kacau.” Tampaknya, ia kesulitan mencari kata
yang tepat. “Banyak kampung Kinnara yang berada di wilayah terluar Negeri
Knnara hancur diserang segerombolan Asura. Begitulah desas-desus yang beredar.”
(halaman 38)
Namun semuanya tak
berarkhir di situ. Ternyata sudah ada rencana Hamdri—seorang Asura yang
menuntun Bara ke negeri Kinnara—yang mempertemukan Bara dengan Udara, seorang
Kinnara yang berkhianat dan Daegal, seorang Asura, di penjara bawah tanah.
Mereka melakukan
pelarian dan berniat mencuri buah Kalpataru. Namun tak mudah untuk menuju ke Pohon
Kalpataru. Sebelumnya mereka harus mendapatkan kunci gerbang yang dijaga oleh
sepasang Apsara dan Gandharwa.
Mereka pun meminta
bantuan Moktika. Bangsa ular menyerupai naga yang berkepala manusia, untuk
mendapatkan kunci gerbang Kalpataru.
Moktika, si Naga
betina, tampak mengamati kami dengan tatapan ularnya. Aku tak tahu bagaimana
ekspresi ular terbentuk. Tapi aku merasa ia terkejut melihat kami bertiga.
Moktika melata semakin dekat ke arah kami. (halaman 81)
Selanjutnya mereka
menuju ke tempat di mana kunci gerbang Kalpataru berada, yang dijaga sepasang
Apsara dan Gandharwa. Para musisi surgawi yang bersenjatakan seruling sakti.
Pertarungan besar terjadi. Dengan bantuan Moktika dan anak buahnya, Bara
berusaha menerobos gerbang, meski sesekali ia hanyut oleh alunan seruling
Apsara dan Gandharwa.
Berhasil mendapatkan
kunci, mereka melanjutkan misi menuju ke gerbang Kalpataru. Namun selangkah
lagi mendapatkannya, Bara ditimpa kebingungan; mengambil buah Kalpataru yang
berakibat hancurnya bangsa Kinnara, atau ia tak pernah bertemu ibunya.
Buah Katapataru adalah
harga yang sangat mahal.
Sebuah petualangan menarik yang dijalani Bara Aksadewa
untuk menyelamatkan ibu. Tapi pilihan berat menanti. Novel fantasi yang
menarik. Dan ternyata tak kalah keren dengan Harry Potter dan Twilight.
Masih banyak lagi sisi fantasi lokal yang menunggu untuk diceritakan. Mahfudz
Asa sudah berhasil membuktikan bahwa fantasi lokal itu keren.
Peresensi: Reyhan M Abdurrohman
0 komentar