![]() |
Kampus Fiksi 4 |
“Faktor apa, sih, yang
membuat buku itu best seller?”
“Tema yang keren.”
“Penulisnya sudah punya
nama.”
Jawaban itu tidak salah.
Tema yang keren dan yang paling dicari memang juga menentukan buku itu laris.
Tapi untuk mengetahui tema buku tersebut kan harus baca dulu, baru deh
menyimpulkan cerita keren. Nggak mungkin pas di toko buku, bukumu dibaca-baca
dulu, kan, sebelum akhirnya dibeli.
Penulis yang sudah punya
nama. Ini iya sih, tapi tidak cuma faktor ini aja. Karena buku bagus tidak
selalu berbanding lurus dengan laris. Tapi semuanya pun menginginkan buku yang
bagus, dan laris. Iya, kan.
Penerbit di sini menjadi
penghubung, atau jembatan bagi penulis menuju pembacanya, lewat toko buku.
Persaingan di Toko Buku itu keras, Broh. Bayangin aja berapa ratus judul buku
yang ngantri pengen mejeng di toko buku tiap bulannya?
Bisa jadi bukumu Cuma tiga
bulan mejeng di rak, setelah itu raib. Bukan karena ludes, tapi buru-buru
diretur karena nggak laku. Pasar yang akan menyeleksi, Broh.
Penerbit di sini sangat
berjasa, bagi buku penulis. Mulai dari mengedit naskah untuk menjadikannya
naskah yang keren, kemudian layout buku yang keren dan desain cover yang keren.
Cover itu bagaikan kesan pertama. Kalau kesan pertama udah nggak mengundang
perhatian ya siap-siap buku itu diretur. Kesemuanya itu adalah tugas penerbit,
yang juga ikut menentukan bagus tidaknya buku tersebut.
Selanjutnya yang juga
menentukan bahkan presentasenya lumayan adalah marketing. Divisi marketing juga
bagian dari penerbit kan?
Marketing yang bagus,
juga menentukan penjualan buku tersebut. Penerbit juga mengatur kapan buku
terbit pada waktu yang tepat. Nggak mungkin penerbit nerbitin buku Soal Tes
CPNS saat lagi musim bola, kan, begitu sebaliknya.
Jaga hubungan baik dengan
penerbit. Jaga atitude. Jangan sampai di blacklist satu penerbit, atau toko
buku. Itu akan membunuh karirmu.
0 komentar